
Salah satu kegiatan Pramuka yang mengasyikan adalah menjelajah, sebelum kegiatan dimulai semua peserta diberi peta dan beberapa petunjuk penting, ketrampilan yang diperlukan dalam kegiatan itu adalah mencari jejak. Jejak itulah yang menjadi jalan menuju tempat yang ditentukan. Demikian halnya ketika kita berjalan di pantai atau di gurun, kita akan meninggalkan jejak kaki di pasir , jejak kaki itu sangat penting karena sebagai petunjuk agar tidak tersesat atau kehilangan jejak.
Dalam kehidupan manusia juga meninggalkan jejak, yaitu jejak kehidupan yang artinya segala sesuatu perbuatan yang telah dilakukan manusia selama yang bersangkutan hidup di dunia yang mewariskan kebenaran dan menjadi teladan. Oleh sebab itu jejak kehidupan seseorang baru dapat diketahui jalannya ketika yang bersangkutan telah meninggal dunia.
Banyak orang meninggalkan warisan harta kepada generasi berikutnya, namun sedikit sekali yang meninggalkan jejak kehidupan bagi generasi berikutnya, memang tidak salah mewariskan harta yang banyak bagi generasi berikutnya, namun meninggalkan jejak kehidupan jauh lebih penting, sebab harta akan habis sementara jejak kehidupan bersifat kekal.
Sebuah tim sosiologi di New York pernah mengadakan penelitian terhadap dua orang yang memiliki kehidupan yang bertolak belakang: Jonathan Edwards (seorang pendeta) dan Max Juxes (seorang ateis) dan coba perhatikan jejak kehidupan yang mereka wariskan ke generasinya. Jonathan Edwards dan Sarah istrinya memiliki keturunan sebagai berikut : 300 orang pendeta,misionaris atau guru teologia, 120 orang profesor akademis, 110 orang pengacara terkenal, 60 orang pengarang terkenal, 60 orang dokter terkenal, 30 orang hakim, 14 rektor, 80 pemuka masyarakat, 3 orang anggota kongres, 1 orang wakil presiden. Sedangkan Max Juxes dan Aita Teg istrinya meninggalkan keturunan sebagai berikut : 440 orang hidup dalam pesta pora, 310 orang gelandangan atau peminta-minta, 190 orang pelacur, 130 nara pidana, 100 orang pencandu alcohol, 60 orang kebiasaan mencuri, 55 orang korban pelecehan seksual, 7 orang pembunuh, secara keseluruhan merugikan New York sebesar US$ 1.200.000.
Sekarang pertanyaan terpenting adalah bagaimana jejak kehidupan kita? Apakah kita mewarisi kebenaran universal? apakah kita meninggalkan sesuatu yang patut menjadi teladan?. Ayub telah meninggalkan jejak kehidupan bagi kita dalam hal bagaimana menghadapi penderitaan hidup ini sebab Ayub sendiri mengikuti jejak Tuhan, dengar katanya “Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.” ( Ayub 23 : 11). Daud meninggalkan jejak kehidupan bagi kita dalam hal bagaimana menghadapi kerasnya hidup ini, sebab Daud juga mengikuti jejak Tuhan , dengar doanya “langkahku tetap mengikuti jejak-Mu,kakiku tidak goyang” (Mazmur 17:5). Petrus meninggalkan jejak kehidupan bagi kita dalam hal bagaimana menghadapai kejamnya hidup ini, sebab Petrus sendiri mengikuti jejak Tuhan, dengar nasihatnya “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya” (1 Petrus 2 :21).
Sekarang pertanyaan di atas diulang sekali lagi, bagaimana jejak kehidupan kita? Apakah kita mewariskan sesuatu yang patut menjadi teladan? Jadikan teladan sebagai warisan terindah dalam hidup kita.
Komentar